Psikopat from Tangerang episode 4
malam hari, terlihat seorang Pria bercakap kepada Remaja
"aku tidak bisa menyembunyikanmu lebih lama lagi di jakarta
aksi mu sudah ketahuan oleh polisi
kamu harus pergi dari kota ini"
Ucap Pria tersebut kepada Irawan
"maafkan aku kakak, tapi aku suka kota ini"
Irawan menyebut pria tersebut adalah kakaknya
"suka atau tidak kau harus pergi
kuberi waktu 1 hari lalu aku akan memburumu"
Pria tersebut menatap Irawan dengan tajam
"terserah"
Irawan berpaling muka lalu berjalan pergi
"sampai jumpa adikku"
langkah Irawan sempat terhenti mendengar perkataan tersebut lalu berjalan kembali
Siang hari di salah satu taman jakarta terlihat sepasang sahabat sedang asik bercakap
"oh jadi seperti itu"
terlihat Elia mengerti apa yg di bicarakan Anisa
"lalu bagaimana dengan kencanmu?"
Anisa mengalihkan pembicaraan
"seperti biasa, tidak ada yg menarik
hei bagaimana kita melakukan kencan ganda?"
"kencan ganda? Aku kan tidak punya pasangan"
"kau ajak saja Rikki, dia kan sudah mengatakan bahwa dia pacarmu
kau juga suka kan dengannya?"
"iya juga sih, tapi dia sulit dicari"
"ayolah ku mohon!
Lakukanlah demiku!"
"baiklah2, kapan kita melakukannya?"
"esok hari pukul 13:00 kita bertemu disini"
"hmmm... Okelah"
"terimakasih nis"
elia memeluk anisa sebagai tanda terimakasihnya
setelah sepakat mereka pun berpisah
terlihat Anis sedang berjalan menuju rumahnya
tiba2 saja tangan anisa ditarik oleh seseorang menuju tempat parkir di salah satu toko
"Rikki!?"
Anis terkejut karna yg menariknya adalah Irawan
"waktuku tidak banyak
aku ingin mengucapkan sesuatu padamu"
Irawan langsung memeluk Anis
spontan anis terkejut dan merasakan malu namun di satu sisi dia sudah tidak lama merasakan kehangatan lelaki
"pergilah!!!"
anis mendorong tubuh irawan
"baiklah"
irawan melepaskan pelukannya dan berjalan pergi
"hei tunggu!!"
anis memegang tangan Irawan
"tadi kau menyuruhku pergi sekarang kau menyuruhku menunggumu"
wajah anis memerah mendengar perkataan Rikki
terlihat mata rikki memperhatikan tangannya yg di pegang anis
anis langsung melepaskan genggamannya
kini anis menjadi slah tingkah dibuatnya
"apa maumu?"
Irawan bertanya kepadanya
"m-maukah kau berkencan ganda denganku?"
jawab anis dengan berpaling muka
"apa?
Aku tidak dengar"
Irawan pura2 tidak mendengarnya
"kau mendengarnya"
"tidak, aku tidak mendengarnya
bisikian lah ketelingaku"
Anis merasa seperti wanita murahan namun demi sahabatnya elia
dia melakukan apa yg Irawan lakukan
"maukah kau menjadi pasanganku di kencan ganda"
anis membisikan ke telinga Irawan
"tentu saja 'ya'"
irawan membisikan kembali ke telinga anis
"dasar kau bilang saja aku ingin memohon"
anis memukul badan Irawan dengan pelan
"tadi kau bilang tidak punya waktu"
lanjutnya
"sepertinya hal itu bisa menunggu "
malam hari di kediaman
marshella
terlihat anis sedang keluar rumah menuju kedai yg tidak jauh dari rumahnya
dia hendak membeli mi instant untuk ia makan dirumahnya
tiba2 anis di sekap oleh pria misterius dan di bawa kejalan yg sepi
ada 3 pemuda yg melakukannya salah satu pemuda tersebut memakai topeng dan menodongkan pisau ke arah leher anis
"dimana Irawan berada!?"
tanya orang yg memakai topeng dengan mengancam
"a-apa maksudmu!?"
anis terheran2 dengan perkataanya di karenakan anis tidak mengetahui bahwa sebenarnya Rikki lah Irawan itu
"jangan pura2 tidak tau!!"
pria bertopeng itu membentak
"sumpah aku tidak tau apa2 tentang pria tersebut"
anis mulai ketakutan
"lalu siapa pria yg menolongmu tersebut?"
"d-dia bernama Riki bukan irawan"
"gadis pintar"
pria bertopeng mengelus kepala anis lalu pergi ke 2 temannya
"mail, akbar.
Habisi wanita ini"
"bagus!"
mail menyeringai
"itu lah yg kutunggu dari tadi"
akbar menatap anis
"tidaakkkk!!!!"
anis berteriak
selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar