Rabu, 22 November 2017

Psikopat from Tangerang episode 3



PsikopatFromTangerang
Episode: 3

1 hari setelah kejadian tersebut Jakarta pun gempar dengan pembunuhan 3 seorang remaja dengan sadis
pelaku pembunuhan menjadi misteri
namun polisi menemukan keranjang belanjaan di kejadian TKP
di duga keranjang tersebut milik gadis bernama Anis Marshella
polisi pun segera menanyakan gadis tersaebut

*setelah diintrogasi*
*kediaman Marshella*

"anis ada orang yg ingin bertemu denganmu!!!"
ibu Anis berteriak dengan keras
anis yg sedang tiduran karena kelelahan ditanya2 oleh polisi pun merasa terganggu
"bilang saja aku tidak ada!!!"
anis menjawab teriakan ibunya
"tapi dia bilang, dia adalah pacarmu!!"

anis terkejut mendengar perkataan ibunya
dia tidak punya pacar
siapa pria yg mengaku pacarnya itu

terdengar suara jejak kaki menaiki  tangga
dan tiba2 terdengar suara ketukan di pintu kamarnya

"Tok!! Tok!! Tok!!"

anis membuka pintu kamarnya
alangkah terkejutnya ketika dia membukakannya
ternyata pria yang menolongnya saat itu lah yg mengaku pcarnya
"boleh aku masuk ?"
tanya Irawan
"s-silakan"
jawab anis terbata bata
"wah ternyata kamarmu indah sekali yah"
Irawan memasuki kamar anis dan memperhatikannya
"b-bagaimana bisa kamu tau bahwa aku tinggal disini?"
anis menjadi sedikit ketakutan
"hey tenang saja aku tidak akan berbuat sesuatu padamu,
sebelum memberi dompetmu aku mengambil nomor handphone mu
dan melacaknya dengan itu"
"mau apa kamu kemari?"
"tidak banyak, apa saja jawabanmu ketika polisi menanyaimu?"
"polisi bertanya mengapa keranjangku berada di kejadian TKP
aku menjawab bahwa saat itu keranjangku dicuri"
"itu saja?"
"itu saja"
"maaf saat itu aku tidak sempat membawa keranjang belanjaannya mu"
"tidak apa2
maaf juga telah melibatkanmu pada hal ini"
Irawan tidak membalas perkataan Anis dan Berjalan pergi keluar kamarnya
"hey tunggu dulu!
Aku lupa menanyakan namamu!?"
langkah Irawan terhenti karna mendengar perkataan Anis
 "namaku Rikki, kau tidak perlu tau nama lengkapku kan?"
Rikki Menoleh ke arah Anis
"namaku Anis Marshella senang berkenalan denganmu"
Anis tersenyum kepada Rikki
"senang berkenalan dengamu juga"
Rikki pun meninggalkan Anis

anis kemudian langsung membanting diri di kasur
dan menelpon
temannya bernama Nur Zaena Adelia

"iya halo ada apa nis?"
jawab Elia
"El tau gak tadi pria yg menolong aku melawan para berandalan itu datang kerumahku"
anis memang berbohong kepada polisi namun dia menceritakan kejadian yg sebenarnya kepada sahabatnya Elia
"siapa itu sayang?"
terdengar suara lelaki di telpon Elia
Elia mencoba menutupi telponnya
"maaf sayang ini temanku"
jawab Elia kepada lelaki tersebut
"apakah tadi itu suara pacarmu?, Aditya?"
anis mendengar suara lelaki tersebut
anis menduganya bahwa suara tersebut adalah Aditya, kekasihnya Elia
"ya, aku sedang berkencan dengan pacarku"
"oh maaf telah menggangumu"
Anis langsung menutup telpon
dia tidak ingin mengganggu kencan pacarnya

"dia adalah temanku Anis Marshella"
jawab Elia kepada pacarnya
"oh dia yg sedang menjadi saksi pembunuhan 3 remaja itu yah?"
Aditya mencoba menebak
"iya kamu benar, ayo kita jalan lagi"
Elia menarik tangan Aditya

sementara itu di tempat kejadian pembunuhan
beberapa polisi sedang memeriksa TKP
lalu datang 4 Orang dari militer Brimob
"maaf bapak2 kini biar kami yg mengambil alih"
ucap Rifki
"siapa kalian?"
polisi terheran2
"namaku Rifki dan ini pasukanku namanya Dibi, Priyanto Dan Rama
kami dari Brimob
kami akan mengambil alih kasus ini karena kepolisian tidak bisa menangkap Irawan Psikopat dari Tangerang"
Rifki mengeluarkan surat bukti bahwa kini lah mereka yg mengambil alih kasus ini
"aku mengerti.
Baiklah anak2 perkerjaan kita sudah selesai
ayo kita pergi"
ketua polisi mengajak seluruh anggotanya pergi dari TKP
namun Rifki bertanya satu pertanyaan lagi kepada polisi tersebut
"satu hal lagi, apa kau memberitahukan kepada publik bahwa pembunuh 3 remaja tersebut adalah Irawan?"
"tidak sama sekali"
"baguslah jika begitu
karna jika kamu memberitahukan kepada masyarakat jakarta Irawan berada disini
ini akan menimbulkan kepanikan"
"ya baiklah selamat bertugas"
polisi tersebut meninggalkan Rifki dan kawan2
"memang mengapa Irawan sangat berbahaya?"
Rama bertanya kepada Rifki
"dia adalah psikopat berbahaya  dari tangerang,
rata2 pembunuhan di tangerang dialah pelakunya
mungkin dia baru berumur 18 tahun
akan tetapi naluri pembunuhnya lah yg menyebabkan"

selesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar